Sunday, April 14, 2013

GEOMORFOLOGI GLETSER

  


GEOMORFOLOGI GLETSER



1. Karakteristik Gletser
Geomorfologi Gletser saat ini adalah kurang penting pengaruhnya pada zaman sekarang dalam membentuk bentuk tanah, kecuali di lintang tinggi dan pada ketinggian tinggi, tetapi gletser yang ada selama Pleistosen meninggalkan jejak pada banyak jutaan mil persegi pada permukaan bumi. Beberapa 4,000,000 mil persegi di Amerika Utara, 2.000.000 mil persegi di Eropa dan mungkin 1.500.000 mil persegi di Siberia adalah glaciated. Selain itu, banyak daerah rendah tertutup oleh tudung es ( ice caps) lokal. Ribuan lembah gletser ada di pegunungan di mana sekarang ada tidak baik gletser atau hanya sebagian kecil.

Beberapa pemandangan gunung terbaik kami adalah merupakan produk dari proses geomorphic glasial tingkat besar, seperti bentuk lahan dataran rendah banyak yang menarik. Glasiasi memiliki pengaruh yang signifikan terutama di bagian padat penduduk di timur-tengah Amerika Utara dan utara-barat Eropa. Selain itu, seperti yang diungkapkankan dalam Bab 2, pengaruh zaman es Pleistosen jauh melebihi efek langsung glasial erosi dan deposisi.
Pemikiran kita tentang Pleistosen Glasiasi telah berubah sangat sejak zaman Venetz, Charpentier, dan Agassiz (lihat p.8). Setelah bertahun-tahun berbeda pendapat, tampaknya ada kesepakatan bahwa zaman Pleistosen terdiri dari empat zaman es glasial besar yang dipisahkan oleh usia interglacial, mungkin jauh lebih lama dari pada Glacial. Glasiasi terakhir, atau mungkin lebih tepatnya terbaru, jika kita tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa kita hidup di waktu interglacial, telah meninggalkan jejak yang paling jelas atas topografi kita, tetapi efek dari Glasiasi sebelumnya masih terlihat di banyak tempat.
2. Glasiasi Kontinental
Glasiasi Kontinental dapat menghanyutkan, mentransport dan mengendapkan material. Glasiasi kontinental disebabkan oleh iklim, ketinggian, curah hujan dan aktivitas atmosfer (CO2 yang berlebihan). Dilain pihak, tutupan lahan yang bagus dengan vegetasi-vegetasi yang beranekaragam akan mengakibatkan penipisan kadar karbondioksida di atmosfer. Para geolosists telah mempelajari kumpulan gletser di daerah-dearah umum dan antaritika, tempat ini adalah satu-satunya yang menyajikan contoh dari lempeng es yang baik. pembahasan ini, bagaimanapun belum menjelaskan penyebab glasiasi kecuali bila kita telah menelaah lebih dalam dan teliti mengenai ketebalan dari satu lembar es, laju gerak, proses dari pengikisan dan mengangkut materi, dan sifat alami yang tersimpan tersimpan.

Glasiasi tersebar luas terjadi dalam beberapa kali sejak dahulu dalam lapisan tanah. Lautan dan tubuh air lain memperlihatkan keseragaman. Glasiasi geologi berhubungan dengan area yang luas. Glasiasi yang besar terjadi di daerah Siberia dan Asia utara, dan daerah lain yang mempunyai iklim yang paling ekstrim, sedangkan di Eropa glasiasi mengalir ke laut dan pada beberapa tempat di sungai dan di laut terdapat endapan. Di Asia kemiringan lereng dan suhu di daratan yang ekstrim menyebabkan pengendapan gletser berlimpah. Ini mungkin di karenakan glasiasi pegunungan Alpen, tetapi berbeda dengan kontinental hebat yang terjadi di daerah Eropa dan Amerika Utara yang mana diakumulasi pada perbedaaan ketinggian suatu negara dibandingkan es tersebut.
Pergantian arah dan volume dari arus samudera mungkin dapat mempengaruhi perubahan iklim dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses glasiasi di Eropa. Ada atau tidak ada teori itu yang pasti hal tersebut telah terbukti bahwa perubahan tersebut terjadi.
Dikarenakan atmosfer yang tertentu telah ada. peningkatan dari karbondioksida pada atmosfer menghasilkan iklim lebih dingin karena gas, uap air. Gas-gas tersebut berfungsi sebagai pelindung dan mencegah pancaran dari panas dari bumi. Limestone (batu gamping) di laut melalui aktivitas organik melakukan pelepasan jumlah besar dari karbondioksida ke athmosphere. Karbondioksida pada air adalah faktor penting dalam mengikat limestone, jika kandungan limestone dilaut luas maka ini jelas merupakan sumber-sumber karbonsdioksida yang terdapat pada atmosphire. Oleh karenanya laut dengan luas yang besar akan menghasilkan iklim yang cenderung dingin.
Kelebihan dari udara ini adalah untuk menghalangi masuknya sinar matahari yang masuk dan oleh sebab itu suhu di bumi menjadi agak lembut/sejuk. Beberapa gejala astronomis seperti perubahan panas yang disebar oleh matahari. Gerakan dari udara dan geseran dari kutub akan kemungkinan terjadinya glasiasi. Namun sejauh ini, hipotesa yang benar mengenai penyebab glasiasi masih belum diketahui.
3. Pembentukan Gletser di Daerah Benua

Effek topografi dari pembentukan gletser di dataran benua tidak begitu banyak pengaruhnya dari es yang ada di daratan seperti pengaruh gangguan dan tidak mempengaruhi sistem drainase dari aliran. Longsoran dari es di dalam ilmu topografi hampir bisa dikatakan tidak penting contohnya di Kanada yang merupakan sebuah barisan pegununggan tua dan luncuran es disana semakin keluar dari area, namun itu tidak lantas bisa disimpulkan bahwa lucuran es mengangkut jauh material dari gunung. Luncuran es melapisi lapisan atas sehingga mendatarkan pegunungan, selain itu gletser membentuk effek abrasi es, walaupun demikian sangat besar sekali kuantitas dari sisa tanah yang terangkat oleh es dan ditransport sangat jauh.

Terdapat pembatas di dekat aliran bahkan meskipun di jurang yang lebih lebar seperti yang sekarang ditempati oleh danau besar, erosi gletser telah menjadi hal yang biasa di daerah kutub-kutub besar, mirip dengan aktifitas erosi gletser di daerah pegunungan, sisa akumulasi dari luncuran es benua adalah berupa topologi yang sederhana. Contohnya adalah terdapatnya marine sangat kecil di bandingkan dengan gletser pegunungan, jarang yang memiliki tingginya 100 kaki. Permukaan dari gletser lebih rumit dan menyingkap sebuah variasi bentuk dari gletser di setiap waktu yang berbeda. Variasi dari akumulasi glacial mempunyai istilah sebagai berikut :
• Drumlin
adalah bukit yang berbentuk oval, seperti setengah telur yang terdiri atas massa pasir dan batu kerikil (orogenesa). Bentuk-bentuk drumlin, yaitu:
1. Paralel Kampak
2. Menyerupai bukit ( rocdrumlin)
3. Kumpulan Drumlin disebut ” Swarp”
• Landform of Fluvio glacial Deposition :
1. Kames
2. Kames Terraces
3. Kames Delta
4. Eskers
• Deposit Fluvioglasial
1. Ketlle Holes
2. Brainded Streams
3. Varves
Konsep menganai glasiasi ini harus di pelajari secara menyeluruh dan integral dan tidak parsial sebab semuanya berhubungan antara satu dengan antara lainnya, untuk mangerti setiap kejadian dan kondisi dari wakatu gletser. Penyebab dari gletser tidak berubah, mengantipasi boleh jadi ada satu atau dua teori telah tidak digunakan secara permanen. Terakhir, sesuatu yang membawa aliran gletser terdapat di dataran tinggi dan effeknya berdampak luas di semua bagian ini.
4. Bentuk dan gerakan dari gletser kontinental.
Icecaps di Greenland dan Antartica diduga mempunyai glasiasi yang lambat. Sebagai contoh, motraine di Winconsin dan Montana di timur Amerika Serikat, muncul diantara 50 dan 300 kaki per mil. Icecaps menyebar radial, karena pola radial, pergerakan angin dan curah hujan dihasilkan dari tekanan rendah di bagian tengah dan terus menuju ke bagian tepi dari region. Perubahan terakhir dari lembaran es tertutup sebagai danau, rawa-rawa, tanah berlumpur dan penggangguan garis drainase. Kita mengetahui bahwa gletser kontinental adalah terjadi di daerah yang rendah, atas kubah es berbentuk datar, dengan ketinggian kurang lebih 2 mil dan terdatarkan oleh tekanan tinggi. Akibat tekanan tinggi ini, maka angin keluar, membawa salju ke daerah batas luar, berkumpul dan membeku. Pada saat yang sama daerah tersebut memiliki slop kemiringan. Sedangkan pengendapan gletser terjadi akibat adanya tekanan rendah, yang dari waktu ke waktu pengendapan ini terus terjadi dan daerah yang paling banyak pengendapannya yaitu di daerah hilir.
Pada saat terdapat rekahan yang tidak mempunyai celah maka gleser meluap luas ke permukaan dari satu aliran es tebal dan oleh karenanya pembangunan karang dengan maksud untuk menahan laju aliran adalah mustahil untuk dilakukan. Satu gundukan es besar di suatu daerah dapat mengikis dan menutup lapisan tanah yang ada sebelumnya. Menggiling permukaan dan batuan dasar sepanjang gletser ini mengalir sampai es ini meleleh.

Gumpalan es secara konstan dapat berubah bentuk dan volumenya, sesuai dengan daerah topografinya. Di dataran rendah es melebar dan menjulur. Ketika dalam keadaaan seimbang dan melelehan, gerakan es berhenti dan satu pusat es terbentuk, tetapi bukan sepanjang hulu es front. Kejadian di hulu tidak selalu berbarengan dengan sesuatu sebelumnya, dan ini dicerminkan pada pola marine.
• VARVES
Varve merupakan timbunan tahunan dari pasir, lumpur, dan tanah liat yang diendapkan di danau oleh air glacial. Lumpur yang kasar ditiap-tiap varve terletak paling dasar dan lumpur tersebut diatur selama musim panas. Tanah liat terletak paling atas dimana tanah liat tersebut diatur selama musim dingin secara perlahan-lahan. Ketebalan dari varve sekitar 1/8 inchi sampai ½ inchi atau bahkan lebih tergantung pada kondisi curah hujan.
• EROSI GLASIAL
Lempeng es benua merupakan agen erosi yang mampu mengikis tanah dan mengangkut batuan dan meninggalkan material (endapan tebal). Erosi yang terjadi terlihat dari adanya glacial grooves, glacial striae; terkikisnya permukaan batuan oleh chatter marks; tidak adanya sisa tanah; aliran es yang alirannya terletak pada bagian yang tajam di atas batuan dasar; banyaknya hanyutan yang lebih besar dari endapan yang mungkin jika tidak terdapat erosi: adanya fresh rock pada hanyutan ini, yang satu sebagai batas ujung dan satu laginya sebagai lantai; posisi rock basins yang tidak mungkin terbentuk akibat erosi sungai.
• GLACIAL DEPOSITION: MORAINES
Moraines dikelompokkan berdasarkan posisinya terhadap lempeng es menjadi: terminal moraines (salah satu jenis moraines yang terbentuk jauh dari benua gletser (continental glacier), interlobate moraines, recessional moraines, dan ground moraines. Selain itu, moraines juga dikelompokkan berdasarkan material penyusunnya, yaitu: till moraines, waterlaid moraines, delta moraines dan kame moraines.
• PENGENDAPAN SUNGAI ES: `DRUMLINS`
`Drumlins` merupakan bukit berbentuk oval menyusun sebagian besar dari lahan es kecuali kadang kala meliputi `lenslike` berkumpul dengan kerikil dan pasir. mempunyai panjang paralel `axes` ke arah gerakan es dan biasanya terjadi bersama-sama. Kurang lebih terkumpul oleh satu cuping es keluar dari satu poros. berakhir, membentuk gletser, biasanya `blunter` dan lebih curam dibandingkan sisi tempat. Berlipat ganda, lipat tiga, dan kelipatan `drumlins` terjadi bersama-sama di semua posisi dan hubungan, Jarang `drumlins` membentuk ekor pada saat sesuatu lebih besar atau bangku di sisi diantara mereka. agregasi `drumlins` membentuk `drumlins` lahan atasan.
Gerakan es berurutan tidak menghancurkan `drumlins` sebelumnya bahkan sebaliknya malah bertambah, tambahan sering terjadi pada satu sisi berbeda dari `drumlins` tersebut.
• Asal Mula`Drumlins`.
Beberapa teori telah ditemukan mengenai untuk asal mula terbentuknya `drumlins`, kebanyakan menyatakan bahwa `drumlins` adalah endapan alami di bawah
• Pembentukan `Drumlins`.
Kebanyakan `drumlin` berada tidak biasa berlimpah-limpah. Di selatan sebelah timur `Wisconsin` terdapat sebuah bukit-bukit besar meliputi beberapa daerah. Ratusan diantara mereka dapat dilihat di antara `Madison` dan `Milwauke`, diantaranya dijadikan daerah pertanian. Bukit batu bara didekat `Boston` adalah salah satu satu dari morfologi `drumlin`. Dan di `boston` kebanyakan teluk pulau terbentuk dari morfologi ini. Pada pelabuhan luar terdapat enam atau delapan pulau `drumlin` telah dikikis oleh gelombang dan disatukan oleh halang ke dari kompleks `Tombolo`. Selain itu pula banyak terdapat di sepanjang pantai selatan dari danau `Ontario` di sebelah utara `New York`, Michigan` utara.
5. Fluvio Glasial
Aliran muncul dari gletser yang meleleh membawa kerikil, pasir, dan jika slop kemiringan dari bukit es ke daerah cukup landai, maka aliran berlanjut membawa material tersebut ke hilir sejauh beberapa mil. Endapan ini dengan demikian dibentuk mendasari outwash sederhana, tanah endapan, dan delta sederhana.
Darimana bentuk sederhana outwash mempersempit isi pada alas dari lembah ada sebelumnya mereka dipanggil lembah berlatih dan mungkin meluas nilai dari mil depan es ke dalam bukan negara glaciated. di tempat lain outwash sederhana mungkin membentuk berfusi endapan menghembus tanah yang menutup seluruh wilayah sejauh beberapa mil.
Dataran outwash berbintik bintik bersela, banyak yang mengandung danau atau genangan. Keadaan ini bervariasi dari beberapa kaki sampai mil ke seberang dan tidak memiliki bentuk yang beraturan. Beberapa dataran punya lubang sangat sedikit, secara luas dan lebar. Sedangkan yang lainya mempunyai aspet yang bersumber dari daerah pusat marine.
Esker adalah bukit punggungan hasil endapan dari arus glacial dalam terowongan es. Adapun kame adalah bukit bulat atau bukit mengerucut yang tersusun dari kerikil atau pasir, diendapkan sebagai kerucut delta, hasil endapan dari penurunan massa di sepanjang punggungan es. Crevase filling adalah punggungan material air yang mengalir ke segala arah, biasanya berasosiasi dengan teras danau dan diendapkan dalam sebuah celah yang lebar. Esker dan crevase filling tidak selalu dapat dibedakan satu sama lain. Keduanya sama-sama memiliki sisi yang curam dan sempit, sisi lereng yang tersusun dari pasir dan kerikil memiliki kemiringan sekitar 30%. Esker biasanya berada di daerah rendah dengan dataran yang berpaya. Tanah di salah satu atau kedua sisinya biasanya membentuk semacam depresi yang biasa disebut palung esker (esker through). Esker dapat terletak di seluruh jenis permukaan. Ia mengabaikan adanya topografi atau cegahan bukit yang yang ratusan kaki tingginya. Banyak esker yang terpendam oleh pengunduran morena.

Adapun crevase filling, biasanya mengandung pasir dan lumpur, yang khususnya bergabung dengan endapan danau. Transisi antara esker dan crevase filling, terpisahkan oleh adanya kame yang merupakan hasil endapan Moulin dimana air mengalir melalui lubang es yang kemudian menurun kearah dasar lembaran es.
6. Mencairnya Gletser
Bentang alam glacial di Alaska merupakan bentang alam Continental Glaciation karena daerah ini wilayahnya tertutup oleh gletser. Pada daerah Alaska, terdapat ice sheet yang tidak mengalir pada valley glacier tetapi menutup daratan lebih dari 50.000 km. Isheet dan ice cap mengalir ke bawah dan keluar dari pusat (tertinggi). Alaska adalah sebuah pulau yang pada permukaannya terhampar berkilo-kilometer persegi salju atau es. Alaska ini merupakan salah satu tempat penyimpanan es terbesar setelah antartika.
Menurut riset para ilmuwan, Alaska terkena dampak dari pemanasan global, yaitu mencairnya es pada daerah Alaska ini. Diperkirakan jika es di Alaska terus mencair maka permukaan laut akan naik dan dapat menjadi bencana dunia karena dapat membanjiri pesisir bahkan seluruh dunia. Hal seperti ini disebut dengan Negative Budget yaitu penurunan volume gletser.
Hal-hal yang menyebabkan turunnya volume gletser terutama adalah keadaan iklim atau cuaca pada suatu tempat. Kita ketahui sendiri bahwa Negara Amerika mempunyai 4 musim, musim gugur, musim panas, musim semi dan musim dingin. Musim dingin atau musim yang popular karena adanya salju yang jatuh ke bumi. Turunnya salju ke bumi ini secara besar-besaran akan membuat salju-salju tersebut mengalami kompaksi menjadi sebuah kesatuan yang kuat yaitu gletser. Gletser ini mengalami positive budget setelah hujan salju turun.

Pencairan es di Alaska diimbangi oleh pembentukkan di puncak gletser yang merupakan sumber es. Dengan kata lain, setiap negative budget harus selalu terdapat positive budget agar imbang. Tetapi karena pemanasan global, gletser yang mencair jauh lebih banyak dibandingkan dengan gletser yang tebentuk. Jadi keseimbangan atau balanced budget terganggu.
Proses pencairan es diawali dengan pecahnya balok-balok es raksasa yang dapat terpecah-pecahkan karena sifat air yang membeku. Sifat tersebut adalah bertambahnya volume air pada saat menjadi es. Pada permukaan gletser terdapat celah-cleah yang mencapai dasar gletser. Es yang mencair akan menjadi air akan masuk ke celah-celah gletser ini. Air yang masuk ini kemudian membeku. Air yang membeku memiliki volume yang lebih besar daripada pada saat masih berbentuk cair sehingga air yang membeku ini mendorong es disekitarnya dan membuat gletser pecah.
Para ilmuwan merasa kesulitan untuk mencegah hal ini, karena untuk menghentikan pencairan ini maka harus dilakukan penghentian pada pemanasan global. Hal ini sangat sulit pada masa sekarang karena aktivitas-aktivitas pengerusakan alam sudah sangat umum dan tak terkendalikan walaupun masih ada upaya-upaya pengurangan pemanasan global. Untuk itu dunia sedang mengusahakan pengurangan emisi gas buang dari perindustrian terutama negara-negara maju.
Antartika juga semakin terancam oleh pemanasan global proses pencairan es di Antartika berlangsung lebih cepat karena seluruh permukaan Antartika adalah es tidak seperti Alaska. Hal ini menyebabkan bertambahnya kecepatan pencairan dikarenakan sifat es yang lainnya, yaitu es lebih mudah bergerak di atas permukaan cair dibandingkan di atas permukaan padat. Gletser di Alaska berada di atas permukaan padat (dataran), tetapi di Antartika es langsung berada di atas permukaan laut. Es yang berada di atas air mengalami pergerakan yang lebih cepat dibanding es yang berada di atas permukaan padat. Ini menambah faktor yang menyebabkan es pecah. Jika es di Antartika pecah, maka balok es raksasa akan terapung di laut dan mengalami pencairan yang lebih cepat karena langsung dan volumenya yang lebih kecil dibanding volume air laut.
Mencairnya salju di Alaska member pengaruh yang sangat besar terhadap luas lapisan es yang terus berkurang dan terhadap tinggi permukaan laut dan juga kedalaman lautan di seluruh dunia. Sebagian air yang dihasilkan dari salju yang mencair juga akan mengalir ke dalam gletser melalui patahan-patahan dan alur lubang vertikal (Moulin), kemudian mencapai lapisan batuan di bawahnya dan mencairkan lapisan es di atasnya.
The United States Geological Survey (USGS) menerapkan jangka panjang program “patokan” gletser untuk memantau iklim, gletser geometri, gletser massa saldo, gletser bergerak, dan streaming run off. Data yang dikumpulkan digunakan untuk memahami gletser yang berhubungan dengan proses hidrologi yaitu peningkatan prediksi kuantitatif dari sumber daya air, gletser yang terkait dengan bahaya, dan konsekuensi lainnya dari perubahan iklim. Pendekatan telah dilakukan pada program pemantauan ini pada tiga basin gletser yang luas yaitu Gulkana, Wolverine Glaciers, dan Cascade gletser.
Lalu pada daerah Greenland, Lapisan es seukuran benua di Greenland kian terkikis akibat angin dan arus yang dipicu oleh air yang bertambah hangat ke dalam ceruk, tempat terbentuknya pangkal gletser pantai, demikian hasil studi yang disiarkan awal pekan ini. Massa es yang berada di puncak Greenland menyimpan cukup banyak air untuk mendorong permukaan air laut global setinggi tujuh meter, sehingga berpotensi menenggelamkan banyak delta dan kota pantai di seluruh dunia.
Saat ini, permukaan air samudra naik sebanyak tiga milimeter per tahun, sedangkan pada awal 1960-an peningkatan ketinggian permukaan air lautan ialah 1,8 milimeter setiap tahun. Namun sumbangan Greenland telah lebih dari dua kali lipat dalam satu dasawarsa belakangan, dan para ilmuwan menduga perubahan iklim memainkan peran yang sangat besar, kendati bagaimana secara pasti itu terjadi masih menjadi perdebatan.
Sebagian teori menunjuk kepada temperatur udara yang naik lebih cepat di garis lintang utara-jauh daripada rata-rata global. Satu gagasan tandingan ialah perubahan arus dan perairan samudra sub-tropis yang bergerak ke arah utara mengikis landasan gletser pantai, menambah cepat alirannya ke laut, terutama gletser yang berada di banyak fjord di Greenland. Secara geologis, fjord adalah ceruk sempit yang panjang dengan lereng terjal, yang tercipta di satu lembah yang terbentuk oleh kegiatan gletser. Namun sejauh ini, semua studi itu telah lebih banyak dilandasi atas contoh matematika daripada pengamatan.
Satu tim ilmuwan yang dipimpin oleh Fiametta Straneo dari Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts bergerak untuk membantu mengisi kekosongan data itu. Para peneliti tersebut, yang melakukan kegiatan pada Juli dan September 2008, melakukan pengukuran terperinci mengenai kandungan air di Sermilik Fjord, yang menghubungkan Helheim Glacier di bagian timur Greenland dengan samudra. Mereka mendapati air laut dalam yang mengalir ke dalam ceruk itu memiliki ukuran 3,0-4,0 derajat celsius cukup hangat untuk menerobos ke dasar gletser dan mempercepat lapisan es tersebut tercebur ke lautan. Peralatan yang ditinggalkan di ceruk itu selama delapan bulan memperlihatkan angin yang berkumpul di garis pantai memainkan peran penting dalam arus air yang lebih hangat tersebut.

Untuk daerah Antartika sendiri yang memiliki sekitar 90% cadangan es glasial dunia, Antartika telah lama dianggap dapat tahan terhadap pencairan yang telah terjadi pada selubung es di kutub yang berlawanan, Arktik. Namun, bukti baru menunjukkan bahwa lembaran es luas ini dapat menjadi tidak stabil dalam abad ini dan bahkan mereka telah mengalami periode kemerosotan yang cepat. Data dari program riset geologi bersama yang dikenal sebagai ANDRILL, yang melibatkan ilmuwan dari Jerman, Italia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, kini menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut sedikitnya 61 meter dapat terjadi jika lembaran es di Antartika dan Greenland mencair seluruhnya.
Memeriksa data 20 juta tahun dari sampel inti es sepanjang 1.100 meter, kepala ilmuwan AS Dr. David Harwood mengamati bahwa lembaran es sepertinya meningkat dan menyusut secara dinamis dari waktu ke waktu, sementara ahli geologi AS Dr. Robert DeConto melihat implikasi genting dari ketidakstabilan es dan mengatakan, “Model kita mungkin menaksir terlalu rendah seberapa buruk itu akan terjadi… Kita melihat es mundur lebih cepat dan lebih dramatis daripada ramalan model manapun.”
Untuk es di kutub utara atau Artik, Kecepatan pencairan lapisan es Artik Kanada adalah indikator awal dari pemanasan global yang akan mengganggu kondisi semua umat manusia, kata ilmuwan terkemuka beberapa waktu lalu. Jadi, pencairan es di atrik yang paling dahulu terjadi, dan dijadikan indicator dari pemanasan global.
 
 
sumber: Lobeck, A. K. 1939. Geomorphology: An Introduction to The Study Of Landscapes. London and New York: Mcgraw-Hill Book Company.

GEYSER


                                                             GEYSER



 

Picture

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Geyser adalah sejenis mata air panas yang menyembur secara periodik mengeluarkan air panas dan uap air ke udara atau dapat disebut juga aliran air hangat yang menyembur ke permukaan tanah. Nama geyser berasal dari kata Geyser di Haukadalur, Islandia. Kata itu kemudian menjadi kata kerja bahasa Islandia gjósa, "menyembur".


Pembentukan geyser bergantung kepada keadaan hidrogeologi tertentu yang hanya terdapat di beberapa tempat di Bumi, dan karena itu geyser adalah fenomena yang jarang ditemui. Sekitar 1000 ada di seluruh dunia, sekitar setengahnya di Yellowstone National Park, Amerika Serikat. Aktivitas semburan geyser dapat berhenti karena pengendapan mineral di dalam geyser, gempa bumi, dan campur tangan manusia. 

Penyemburan nitrogen cair telah diamati di bulan planet Neptunus, Triton. Selain itu di kutub selatan planet Mars yang ditutupi es, terdapat kemungkinan sembuaran karbon dioksida. Fenomena ini juga sering disebut geyser, namun bukan disebabkan oleh energi geothermal, melainkan pemanasan oleh matahari dan efek rumah kaca. Di Triton, nitrogen dapat menyembur dengan ketinggian 8 km.

Salah satu tempat di Reykjavik, ibukota Islandia, terkenal dengan geysernya yang mencapai diameter 20 meter dan ketika hujan, kita bisa menemukan pemandangan yang menakjubkan, yaitu aliran air yang menyembur luar biasa sehingga mencapai ketinggian 70 meter. Jika anda mengunjungi Cina dan menunggu di sekitaran geyser di sungai Yangbo, Tibet. Geyser yang ada dapat menyembur dengan suara yang mengejutkan setiap beberapa menit sekali. Diameter semburan air panas ini mencapai 2 meter dan ketinggian semburannya dapat mencapai 20 meter.

Aliran geyser berasal dari perut bumi melalui saluran-saluran geothermal dan menuju keluar ke permukaan bumi. Banyak terdapat saluran-saluran geyser di dalam perut bumi. Saluran ini muaranya terdapat di permukaan bumi atau terdapat pada permukaan tanah. Selama perjalanan di dalam saluran-saluran geyser yang terdapat pada perut bumi, aliran-aliran air hangat ini turut serta membawa mineral-mineral yang terdapat pada permukaan saluran-saluran geyser atau dengan kata lain bahwa aliran air hangat ini akan mengeluarkan atau membawa keluar berbagai jenis atau berbagai macam mineral yang tersedimentasi selama jangka waktu atau kurun waktu yang sangat lama di atau pada perut bumi. Untuk mengeluarkan aliran air hangat ini dari perut bumi menuju ke permukaan bumi atau dengan kata lain menuju ke permukaan tanah, tentu saja diperlukan tekanan yang sangat besar. Tekanan besar yang dilalui oleh aliran air hangat pada saluran-saluran geothermal ini menyebabkan semburan besar ketika aliran air hangat ini muncul ke permukaan bumi. Tekanan yang besar ini dapat menyebabkan semburan setinggi 20 meter, bahkan dapat mencapai ketinggian 100 meter yang terdapat di geyser-geyser yang terletak di Taman Nasional Yellowstone di Negara Amerika Serikat. Geyser banyak dipergunakan sebagai tempat wisata, tempat penelitian tentang keadaan geothermal, dan tempat untuk mendapatkan sumber mata air baru. Negara Selandia Baru merupakan contoh Negara yang memanfaatkan sumber-sumber geyser yang dimiliki untuk kepentingaan pariwisata. Geyser-geyser yang berada di Taman Nasional Yellowstone banyak dipergunakan untuk penelitian-penelitian tentang keadaan geothermal suatu tempat. Ada pula penelitian-penelitian yang membuat suatu kesimpulan apakah sumber-sumber geyser yang terdapat di Taman Nasional Yellowstone dapat dipergunakan sebagai sumber pembangkit listrik. Banyak wilayah yang memanfaatkan sumber-sumber geyser sebagai salah satu sumber untuk mencari sumber air bersih. Tentu saja diperlukan pengembangan teknologi untuk mendukung hal tersebut.

Picture

Picture

Picture

macam-macam ekologi pantai

                              Macam-macam Ekosistem Pantai

EKOLOGI >>> Macam-macam Ekosistem Pantai: Sebelum membaca ini, saya sarankan sobat membaca artikel saya sebelumnya tentang Pengertian atau Definisi Ekosistem Pantai serta Karakteristiknya dan juga tentang Klasifikasi Ekosistem Pantai. Nah, mari kita lanjut dengan membaca artikel berikut ini tentang Macam-macam Ekosistem Pantai.

Ekosistem pantai terletak di zona litoral. Ekosistem ini dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di subtrak keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa ganggang, molusca dan remis.

a. Ekosistem pantai pasir

Sumber: tanjungbatuderawan.blogspot.com

Ekositem pantai pasir merupakan zona litoral yang terkena ombak terus menerus dan terpaan cahaya matahari selama 12 jam.Pantai berpasir hampir tidak ada kehidupan. Pantai berpasir merupakan komponen penting lingkungan pesisir sebagai :

  1.      Penghalang terdapat erosi pantai

  2.      Tempat rekreasi

  3.      Habitat berbagai jenis burung, penyu, ikan dan berbagai invertebrata.

Vegetasinya membentuk formasi :

1)    Formasi Prescaprae

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuhan yang tumbuh digundukan pasir adalah Ipomoea Pes Caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin,tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex Littorium (rumput angin), Vigna.

2)    Formasi Baringtonia

Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

Sebagian besar pantai di wilayah tropis adalah pantai berpasir.Pantai pasir secara ekologis sangat penting sebagai habitat beberapa organisme,termasuk kepiting dan burung,dan beberapa lokasi sebagai tempat lahirnya penyu.Pantai berpasir ini dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena beberapa tempat di pantai ini dijadikan tempat rekreasi yang penting.Pantai berpasir ini juga banyak digunakan oleh perahu-perahu ikan dan beberapa aktivitas perikanan sebagai landasan (base) atau lokasi kegiatan.Minyak umumnya akan terakumulasi pada permukaan sendimen antar-pasang-surut dan dapat menimbulkan dampak pada organisme termasuk burung-burung dan penyu-penyu yang mendarat di daerah pantai ini.

 Minyak juga dapat masuk ke dalam lapisan bawah permukaan, tingkat penetrasi ini dipengaruhi oleh ukuran butir sedimen, tingkat penterasi air, kekentalan minyak, dan keberadaan lubang jejak-jejak jalan kepiting atau cacing.

Penetrasi minyak ke dalam pasir kuarsa lebih besar dibanding pasir halus, sementara kemungkinan penetrasi minyak ke dalam sedimen yang memiliki lubang jalan air lebih kecil dibanding sedimen yang kering. Minyak ringan dapat melakukan penetrasi dengan mudah, sedang minyak yang kental cenderung tetap berada pada permukaan.

Minyak yang masuk ke dalam lubang jejak-jejak jalan kepiting atau cacing dapat mengakibatkan dampak kematian pada kepiting atau cacing yang hidup dalam lubang-lubang tersebut. Minyak yang tetap berada pada atau sekitar permukaan pasir dan minyak yang terkena aksi gelombang yang besar tidak akan tinggal pada pantai berpasir dalam jangka waktu lama, namun minyak yang berada di lapisan bawah pemrukaan dapat tetap tinggal hingga beberapa tahun, kecuali dibersihkan secara mekanis.

Sedimen minyak yang terangkat dari permukaan pantai berpasir oleh aksi gelombang dapat terbawa dan terendapkan pada kawasan yang lebih kearah lepas pantai, dimana minyak dapat memberi dampak pada organisme di dasar perairan. Kandungan minyak hidrokarbon pada daging kerang telah terdeteksi dari beberapa kasus tumpahan minyak, khususnya pada kawasan teluk yang landai.

Dampak ini cenderung tidak terjadi pada pantai yang terbuka, dimana sedimen terkontaminasi minyak dapat tersebar dan terendapkan dalam lingkungan kawasan yang lebih luas.


Karakteristik Pantai Pasir

  • Kebanyakan terdiri dari kwarsa dan feldspar,bagian yang paling banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan batu di gunung.

  • Dibatasi didaerah diamana gerakan air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus dan ringan.

    Total bahan organik dan organisme yang hidup di pantai berpasir jauh lebih sedikit dibanding dengan jenis pantai lainnya.

Pantai berpasir dinominasikan oleh 3 invertebrate :

  1. Cacing Polikaeta

  2. Mollusca Bivalvia

  3. Rustacea

Fungsinya:

  1. Tempat beberapa biota meletakan telurnya

  2. Tidak dapat menahan air dengan baik karena sendimennya yang kasar akibatnya lapisan permukaannya menjadi kering sampai sedalam beberapa cm diatas pantai yang terbuka terhadap matahari pada saat pasang surut.

Parameter lingkungannya:

  1. Pola arus yang akan mengangkut pasir yang halus

  2. Gelombang yang akan melepaskan energinya dipantai

  3. Angin yang juga merupakan pengangkut pasir


Asosiasi Fauna

Dua kelompok ukuran organism yang bias beradaptasi di daerah pantai pasir :

  1. Organisme Infauna makro (berukuran 1-10 cm),yang mampu menggali liang didalam pasir.

  2. Organisme Meiofauna mikro (berukuran 0,1-1 mm),yang hidup diantara butiran pasir di ruang teristitial

b. Ekositem Pantai Berlumpur

Sumber: amydahlia.wordpress.com

Pantai berlumpur merupakan tempat dimana beberapa organisme berlindung,bertelur dan membesarkan anak.Merupakan juga area yang kaya nutrisi banyak jenis tumbuhan marin dan pantai.

Pantai berlumpur banyak terdapat di kawasan yang landai dan sering berasosiasi pada hutan manggrove dan lamun. Ekosistem Pantai Lumpur terbentuk dari pertemuan antara endapan lumpur sungai dan laut yang berada di muara sungai dan sekitarnya.Apabila sungainya besar,lumpur tersebut membentang luas hingga menjorok ke laut.Ekosistem pantai lumpur yang terdapat di muara disebut Monsun Estuaria.Habitatnya berbagai jenis ikan gelodok.Komunitas tumbuhannya adalah Tricemia,Skeratia dan Enhalus Acoroides (rumput laut).Hewan-hewan ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.Biasanya ekosistem ini kita temui pada sungai-sungai lebar seperti di Pulau Kalimantan,Irian Jaya,Sumatra dan Jawa. Salah satu contoh ekosistem pasir berlumpur adalah hutan mangrove


Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang kaya dan menjadi salah satu sumberdaya yang produktif.

Hutan mangrove sebagai salah satu sumberdaya kelautan mempunyai peranan yang cukup panting. Secara ekologis berbagai jenis hewan laut hidup di daerah mangrove.

Vegetasi Hutan Mangrove memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, dengan jumlah jenis yang tercatat sebanyak 202 jenis yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis epifit dan 1 jenis sikas. Namun tidak semua jenis mangrove dapat ditemukan pada ekosistem mangrove, paling tidak didalam hutan mangrove terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati yang dominan pada hutan mangrove, sepeti famili Rhizophoraceae, Sonneratiaceae, Avicenniaceae, Meliaceae.

Karakteristik Pantai Lumpur

  • Terdapat didaerah intredital (Wilayah yang diperngaruhi oleh pasang surut sepanjang garis pantai)

  • Daerah pantai ini dipenuhi oleh tumbuhan yang terdiri dari terhadap kondisi lingkungan peralihan antara daratan dan lautan.

  • Umumnya hanya ditemui di pantai yang berombak relative kecil dan bahkan terlindung dari ombak

  • Disepanjang delta dan estuaria yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan.

Fungsi (manfaat) :

  • Sebagai perendam gelombang dan angin badai.

C. Ekosistem Pantai Berbatu (will be confirmed)

Sumber: wahyuancol.wordpress.com

 http://juprimalino.blogspot.com/2012/06/ekologi-macam-macam-ekosistem-pantai.html

MORFOLOGI DASAR LAUT


Morfologi Dasar Laut   
 
  Seperti halnya bentuk muka bumi di daratan yang beraneka ragam, bentuk muka bumi di lautan juga beragam. Bedanya bentuk muka bumi di lautan tidak seruncing dan sekasar relatif di daratan. Keadaan ini akibat dari erosi dan pengupasan olah arus laut.
Bentuk-bentuk muka bumi di lautan adalah sebagai berikut :
1. Landas kontinen (continental shelf), yaitu wilayah laut yang dangkal di sepanjang pantai dengan kedalaman kurang dari 200 meter, dengan kemiringan kira-kira 8,4 %.
Landas kontinen merupakan, dasar laut dangkal di sepanjang pantai dan menjadi bagian dari daratan. Contohnya Landas Kontinental Benua Eropa Barat sepanjang 250 km ke arah barat. Dangkalan sahul yang merupakan bagian dari benua Australia dan Pulau Irian, landas kontinen dari Siberia ke arah laut Artetik sejauh 100 km, dan Dangkalan Sunda yang merupakan bagian dari Benua Asia yang terletak antara Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
2. Lereng benua (continental slope), merupakan kelanjutan dari continental shelf dengan kemiringan antara 4 % sampai 6 %. Kedalaman lereng benua lebih dari 200 meter.
3. Dasar Samudra (ocean floor), meliputi:
a. Deep Sea Plain, yaitu dataran dasar laut dalam dengan kedalaman lebih dari 1000 meter.
b. The Deep, yaitu dasar laut yang terdalam yang berbentuk palung laut (trog).
Pada ocean floor terdapat relief bentukan antara lain:
1. Gunung laut, yaitu gunung yang kakinya di dasar laut sedangkan badan puncaknya muncul ke atas permukaan laut dan merupakan sebuah pulau.
Contoh: gunung Krakatau.
2. Seamount, yaitu gunung di dasar laut dengan lereng yang curam dan berpuncak runcing serta kemungkinan mempunya tinggi sampai 1 km atau lebih tetapi tidak sampai kepermukaan laut.
Contoh: St. Helena, Azores da Ascension di laut Atlantik.
3. Guyot, yaitu gunung di dasar laut yang bentuknya serupa dengan seamount tetapi bagian puncaknya datar. Banyak terdapat di lautan Pasifik.
4. Punggung laut (ridge), yaitu punggung pegunungan yang ada di dasar laut.
Contoh: punggung laut Sibolga.
5. Ambang laut (drempel), yaitu pegunungan di dasar laut yang terletak diantara dua laut dalam.
Contoh: ambang laut sulu, ambang laut sulawesi.
6. Lubuk laut (basin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena ingresi.
Contoh: lubuk laut sulu, lubuk laut sulawesi.
7. Palung laut (trog), yaitu lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut terjadi karena ingresi.
Contoh: Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.
Agar Anda lebih jelas bentuk-bentuk morfologi, lihat gambar berikut.

Gambar 5. Relief dasar laut 
 http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/geografi/MO_99/geox0807.htm

samudra pasifik

 

                                                   samudra pasifik

 

 

                                                                

 

       Vasco Nunez de Balboa adalah orang Spanyol pertama sekaligus orang Eropa pertama yang melihat Samudra ini pada tahun 1513 ketika melewati tanah genting Panama dan menamakan samudra ini Mar del Sur atau lautan selatan .

Samudra Pasifik atau Lautan Teduh (dari bahasa spanyol Pacifico, artinya tenang) adalah kumpulan air terbesar di dunia. Ia mencakup kira-kira sepertiga permukaan Bumi, dengan luas sebesar 179,7 juta km² (69,4 juta mi²). Panjangnya sekitar 15.500 km (9.600 mi) dari Laut Bering di Arktik hingga batasan es di Laut Ross di Antartika di selatan. Samudra Pasifik mencapai lebar timur-barat terbesarnya pada sekitar 5 derajat U garis lintang, di mana ia terbentang sekitar 19.800 km (12.300 mi) dari Indonesia hingga pesisir Kolombia. Batas sebelah barat samudra ini biasanya diletakkan di Selat Malaka. Titik terendah permukaan Bumi—Palung Mariana—berada di Samudra Pasifik. Samudra ini terletak di antara Asia dan Australia di sebelah barat, Amerika di sebelah timur, Antartika di sebelah selatan dan Samudra Arktik di sebelah utara.

                                                                                                                                      


 

Samudra Pasifik dilihat dari pesisir di bagian tengah Chili

Samudra Pasifik berisi sekitar 25.000 kepulauan (lebih dari jumlah kepulauan yang berada di lautan dunia lainnya jika digabung), yang mayoritas terletak di selatan khatulistiwa. (Lihat: Kepulauan Pasifik.)

Di batasan ireguler Samudra Pasifik terdapat banyak lautan, yang terbesar adalah Laut Sulawesi, Laut Koral, Laut China Timur, Laut Jepang, Laut China Selatan, Laut Sulu, Laut Tasman dan Laut Kuning. Selat Malaka menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia di sebelah barat, dan Selat Magelhaens menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Atlantik di sebelah timur.

Penjelajah Portugis Fernando de Magelhaens adalah orang yang menamakan Samudra Pasifik. Untuk sebagian besar perjalanannya dari Selat Magelhaens menuju Filipina, Magellan memang merasakan ketenangan lautan tersebut. Tetapi, Samudra Pasifik tidaklah selalu tenang. Di mana Samudra Atlantik melebar, Samudra Pasifik menciut. Hal ini menyebabkan banyak terjadinya gempa bumi. Banyak angin puyuh dan badai yang merusak pulau-pulau di bagian Pasifik dan tanah di sekitar Pasifik dipenuhi gunung berapi dan sering diguncang gempa bumi. Tsunami, yang disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut, telah menghancurkan banyak pulau dan menghapuskan seluruh kota.

Samudra Pasifik

Dasar samudra

Titik tertinggi dan terendah

  • titik terendah: -10.924 m (-35.840 kaki). di dasar Palung Mariana

  • titik tertinggi: permukaan laut 0 m

Ciri khas perairan Pasifik

  • merupakan samudera terluas di dunia

  • dasar samuderanya merupakan pusat gempa bagi Jepang dan pantai barat benua Amerika

  • banyak terdapat gunung-gunung laut

  • terdapat arus panas kurosyiwo (黒潮 「くろしお」) dan arus dingin oyashio (親潮 「おやしお」)

  • terdapat gejala iklim global yaitu el nino dan la nina

Di samudera Pasifik sering terjadi badai karena merupakan pusat badai tropis.Samudera ini merupakan daerah divergensi lempeng samudera bergerak saling menjauh.

http://id.wikipedia.org/wiki/Samudra_Pasifik